Tentang Rujak Cingur
Rujak cingur. Makanan khas Surabaya ini sungguh menantang. Terbuat dari aneka buah-buahan (kedondong, mangga muda, belimbing, nanas, bengkuang, mentimun, krai segar –sejenis mentimun), sayur-sayuran (krai rebus, kangkung, kacang panjang, kecambah), tempe goreng, tahu goreng, lontong, tidak ketinggalan cingur dan kerupuk. Sungguh makanan yang bergizi dan memenuhi syarat kesehatan.
Tetapi letak tantangannya bukan di situ. Bagi yang belum pernah merasakannya, tantangan pertama ada pada tampilannya yang campur aduk, berwarna hitam, jorok, sekilas bumbunya yang tercampur rata tampak lebih kotor dari lumpur. Warna hitam ini berasal dari petis udang yang diuleg bersama cabai, kacang tanah, bawang putih goreng, pisang batu muda, terasi, garam, dan gula.
Tantangan kedua pada rasanya yang juga campur aduk. Dijamin mata merem-melek saking asamnya buah kedondong dan mangga muda, sementara mulut mendesis-desis kepedasan, sesekali ditingkah kriuk-kriuk suara gigitan kerupuk. Ada rasa manisnya juga, dari buah belimbing dan nanas. Asin, kalau kebanyakan garam. Bahkan kadang sedikit pahit, kalau... kacang gorengnya gosong!
Tantangan ketiga terletak pada cingur. Seperti daging yang kenyal-kenyal empuk. Enak sih. Tapi asal tahu saja, yang dinamakan cingur ini sebenarnya moncong sapi!
He...?
Mengerikan? Ya! Terutama saat kita melihatnya dipajang utuh di warung sambil menunggu rujak pesanan kita disiapkan. Ngeri rasanya membayangkan kita akan “beradu mulut” bahkan "melumat" mulut sang sapi, hiiii....!!! :D
Sekalipun sekilas begitu “mengerikan”, yang sudah merasakan kelezatan rujak cingur umumnya merasa ketagihan. Untungnya makanan ini mudah ditemui di berbagai penjuru kota. Harganya bervariasi, dari Rp 2.000/porsi di kampung-kampung sampai Rp 35.000/porsi di Jl. Ahmad Jais (ini harga tahun lalu, entah sekarang, mungkin sudah naik lagi).
Hmm.... menulis tentang makanan tiba-tiba saya jadi lapar!
Yak, sebenarnya yang ingin saya sampaikan bukan itu. Saya hanya ingin memberi sedikit pengantar pada blog ini, bahwa akan seperti rujak cingur itulah nantinya sajian blog ini. Campur aduk tentang segala hal, dengan berbagai macam rasa, yang seluruhnya bicara tentang Surabaya.
Karena Surabaya adalah kota kelahiran saya. Dan karena saya sedang mengikuti lomba blog bertemakan Surabaya :-)
referensi: PIKNet, edisi 3 Desember 2006 oleh ETA/ARN
8 komentar:
rujak cingurrr nyam2...di surabaya ada yg terkenal tuh, muahal duluuuu aja 5 th yg lalu sak bungkus 25 ribu kekekekek, aku dianterin tukang taxi, padahal bikin sendiri gampang jee, disini serba kepaksa akhire aku bikin pake bumbu pecel dikasih petis...nyam..nyam.... cingurnya cingur masing2...kekekekek...
He? Beli rujak dianter taxi?
Bukannya lebih mahal ongkos taxinya? :D
Ugh, aku nggak tahan sama petisnya. Jadi kalo habis makan rujak, ya gitu deh, bolak-balik ke belakang....
Wakakakak...
Tapi justru disitu kan letak tantangannya?
KAJURE KANE, SAM...
KALO PENGEN MAMPIR DAN NYOBAIN TENGOK AJA DI http://rujakmbeji.blogspot.com
rujak cingur enakk.....
enakkkkkk, i like this
terimakaish atas info menariknya Kak...
Aplikasi Kasir Warung
Posting Komentar